Pante Qw

Minggu, 28 Maret 2010

Nilai - Nilai Perusahaan

Audacity ( Semangat )

  • Menetapkan target secara ambisius
  • Memanfaatkan setiap kesempatan
  • Mampu mencapai kemajuan dalam ketidakpastian
  • Mampu mendelegasikan dan memacu tim untuk megambil inisiatif  

Courage ( Keberanian )

  • Menentukan dan mengelola perubahan yang diperlukan untuk mencapai kinerja tertinggi
  • Mau melihat kesalahan diri dan memperbaikinya
  • Dapat menjelaskan posisi diri di lingkungan kerja dan di hadapan manajemen
  • Menentukan sasaran dan menyediakan sarana untuk mencapainya  

Creativity ( Kreativitas )

  • Berpikir terbuka menciptakan langkah-langkah maju
  • Membayangkan proses-proses baru, organisasi dan solusi yang inovatif
  • Selalu berupaya untuk lebih baik dengan ide-ide yang orisinal
  • Mendorong kemajemukan
  • Mencipatakan visi yang meyakinkan dalam situasi yang kompleks

 
Performance ( Kinerja )

  • Membuat tim mencapai tujuan
  • Memastikan adanya kinerja tim berkontribusi pada kinerja Grup
  • Menciptakan nilai tambah dalam tindakan
  • Mempertahankan perspektif jangka panjang yang luas
  • Memberi arti dan koherensi pada kegiatan yang beraneka ragam
  • Mengerti bagaimana bisnis bekerja
  • Gerak cepat dan cepat bergerak

Respect ( Rasa Hormat )

  • Menampilkan kepemimpinan yang baik dan menjadi panutan
  • Mendengarkan dan mengevaluasi sebelum bertindak
  • Sadar akan diri sendiri dan terhadap orang lain
  • Menciptakan suasana saling percaya

Solidarity (Solidaritas )

  • Mengembangkan semangat tim
  • Bekerja melintasi batas-batas tanggung jawab dan pekerjaan
  • Mendukung dan melaksanakan solidaritas yang dianjurkan oleh Grup
  • Memutuskan dan bertindak sambil mematuhi kepentingan Grup 

Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar


  • Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan 
    Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat
    memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.
  • Penghargaan pada harkat dan martabat manusia
    Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan
    kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam
    menjalankan bisnis.
  • Kualitas produk
    Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan
    terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.
  • Peluang untuk maju
    Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota
    perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan
    kompetensi jabatan yang ditentukan.
  • Inovatif
    Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota
    perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya
    inovatif.
  • Mengutamakan kepentingan perusahaan
    Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin di
    dalam setiap keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

  • Pemegang saham 
    Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya
    meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

 Sumber  :  http://www.pln.co.id 

                    http://id.sanofi-aventis.com

Minggu, 21 Maret 2010

KULTUR PERUSAHAAN

Definisi Kultur / Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Definisi Kultur Perusahaan / Organisasi

Budaya perusahaan adalah aturan main yang ada dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari SDM–nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi tersebut.

BP sebagai rantai yang mengikat ujung-ujung tombak sehingga hal tersebut mengarahkan segala kekuatan menjadi satu tujuan terasa benar-benar kekuatannya. Perkembangan Budaya Perusahaan 

1. Budaya perusahaan adalah hal-hal yang dikerjakan dalam satu perusahaan.

2. Budaya perusahaan adalah asumsi-asumsi dasar.

3. Rekayasa budaya perusahaan sebagai alat untuk meraih kemajuan, Budaya perusahaan               sebagai andalan daya saing.

4. Budaya perusahaan bagian dari strategi perusahaan dalam meraih kemajuan

Beberapa pengertian budaya organisasi dari para ahli

Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

Menurut Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu.

Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam
penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :

a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada                       kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan              memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk             sikap serta perilaku karyawan.

Ciri-ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:

1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan     mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan,             analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan             proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-             orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.

Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins, 1996 : 289).

MEMBENTUK BUDAYA PERUSAHAAN

Elemen Kunci

1. Lingkungan

2. Nilai-nilai

3. Kepahlawanan

4. Upacara-upacara

5. Network

Tipologi Budaya

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory (Robbins, 1996 :290-291), ada empat tipe budaya organisasi :

1. Akademi

Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam menghadapi dan memecahkan suatu masalah.

2. Kelab

Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja sama tim.

3. Tim Bisbol

Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang sangat
besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.

4. Benteng

Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.



Sumber  :  http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-budaya-organisasi.html

                   http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Pengertian Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangkapanjang. 


Visi bagi organisasi atau perusahaan dapat digunakan sebagai:

1. Penyatuan tujuan, arah dan sasaran perusahaan
2. Dasar untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pengendaliannya
3. Pembentuk dan pembangun budaya perusahaan (corporate culture)


Visi yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:

1.     Menyatakan cita-cita atau keinginan perusahaan di masa depan
2.     Singkat, jelas, fokus, dan merupakan standard of excellence
3.     Realistis dan sesuai dengan kompetensi organisasi
4.     Atraktif dan mampu menginspirasikan komitmen serta antusiasme
5.     Mudah diingat & dimengerti seluruh karyawan serta mengesankan bagi pihak yang terkait
6.     Dapat ditelusuri tingkat pencapaiannya


Misi

Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa seperti yang diungkapkan oleh Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47). Pernyataan misi merupakan sebuah kompas yang membantu untuk menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat dalam rimba bisnis saat ini. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju. Oleh karena itu, rangkaian kalimat dalam misi sebaiknya dinyatakan dalam satu bahasa dan komitmen yang dapat dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua pihak yang terkait.

Langkah penyusunan misi yang umum dilakukan oleh organisasi atau perusahaan adalah dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini:

1.    Melakukan proses brainstorming dengan mensejajarkan beberapa kata yanmenggambarkan        organisasi
2.    Penyusunan prioritas dan pemfokusan pada kata-kata yang paling penting 
3.    Mengkombinasikan kata-kata yang telah dipilih menjadi kalimat atau paragraph yang                     menggambarkan misi perusahaan
4.    Mengedit kata-kata sampai terdengar benar atau sampai setiap orang kelelahan untuk adu          argumentasi berkaitan dengan kata atau fase favorit mereka. Untuk menjamin bahwa misi            yang telah dicanangkan merupakan sebuahmisi yang bagus, misi tersebut harus:

  •  Cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat ditetapkan
  •  Cukup spesifik untuk mengkomunikasikan arah
  •  Fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan
  •  Bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna

Sumber  :  http://cari-pdf.com/download



PENCITRAAN PERUSAHAAN

Tak banyak yang paham dan sadar bahwa kredibilitas sejatinya merupakan aset perusahaan. Bagaimana pun perlu waktu yang tidak pendek untuk membangun corporate branding. Selain diperlukan upaya dan biaya yang tidak murah, belakangan perusahaan mulai gencar menjaga agar image perusahaan tetap terjaga di mata stake holder atau pihak-pihak yang berkepentingan. Tengok saja sejumlah perusahaan papan atas yang kini mulai mengusung berbagai program yang mampu mendongkrak image mereka.

Lalu apa tren perusahaan membangun citra perusahaannya? Selalu ada banyak cara untuk membuat banyak pihak percaya. Begitulah kiranya yang diyakini oleh para pelaku bisnis di hingga kini. Berbagai cara pun ditempuh untuk membangun corporate brand, mulai dari program rebranding dan perggantian logo, Public Relation yang berkesinambungan, sampai dengan keterlibatan media dalam mendorong pencitraan perusahaan melalui sejumlah event.

Disadari atau tidak, kegiatan branding bagi perusahaan telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan bisnis mereka. Meskipun efeknya tidak secara langsung berpengaruh pada saat itu, namun strategi pencitraan perusahaan justru menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan berbagai pihak. Pemerintah sebagai regulator, investor dan pemegang saham, bahkan konsumen hanyalah sebagian kecil komponen yang akhirnya memberikan penilaian positif bagi perusahaan. Apalagi ujungnya kalau bukan good corporate governance.


KONSEP DASAR MEREK KORPORAT

Merek Korporat bukan sekadar nama, logo, atau tampilan visual perusahaan atau institusi. Lebih dari itu, merek korporat memancarkan nilai-nilai dasar (core values) perusahaan karena merupakan cara baru melihat organisasi dengan sejarahnya, filosofi, budaya, refutasi, strategi, dan orang-orang di dalamnya. Secara singkat, merek korporat mencerminkan ikatan antara perusahaan dengan konsumen, karyawan, investor, kalangan media, dan semua pihak terkait (stakeholders) untuk memupuk rasa saling percaya, hubungan yang lebih erat, dan pemahaman yang mendalam. Ada tiga atribut yang melekat pada merek korporat: (1) sifat tak berwujud (intangibility), (2) kompleksitas, dan (3) tanggung jawab sosial yang melekat. Produk bisa kita sentuh, lihat, rasakan, atau nikmati; tetapi merek korporat dengan segala sifat tak berwujudnya seperti sejarah, strategi, nilai-nilai, dan budaya yang dianut hanya bisa dihayati setelah memahaminya secara lebih dekat.

Kompleksitas merek korporat bertambah rumit dibandingkan dengan merek produk, terutama bila nama perusahaan sama dengan dengan nama produk yang beraneka ragam. Hal ini dikenal dengan istilah merek korporat monolitik. Misalnya, Yamaha sebagai perusahaan juga dipakai sebagai nama merek sepeda motor, piano, gitar, dan sebagainya. Atau juga Sony dengan beragam produk elektronik seperti pesawat televisi, kamera, perangkat audio, dan sebagainya.

Sedikitnya ada tiga keuntungan bila kita memilih merek korporat monolitik, yaitu: memancarkan citra dan kredibilitas yang kuat, ekonomis dalam komunikasi karena dipayungi merek korporat untuk kampanye masing-masing produk yang dimiliki perusahaan, dan memudahkan komunikasi pemasaran secara global. Namun ada juga kelemahannya, yakni lebih berisiko karena serangan rumor atau berita negatif terhadap salah satu produk saja bisa mencemari produk lainnya. Misalnya, bila citra pesawat televisi merek Sony terpuruk, maka semua produk Sony terkena getahnya. Selain itu, bila salah satu divisi perusahaan diakuisisi, maka mereklah yang dibeli. Nasib divisi lain yang tidak terbeli akan akan menghadapi masalah terkait dengan hak atas penggunaan merek.

Aspek ketiga dari merek korporat adalah tanggung jawab sosial perusahaan yang tidak hanya berhubungan dengan konsumen dan karyawan, tetapi juga masyarakat sekitar kantor atau pabrik, pemerintah, hingga masyarakat luas yang perlu uluran tangan. Keharuman citra perusahaan karena program perduli yang dijalankannya secara otomatis akan mengangkat reputasi merek korporat.



Sumber  :             http://yea.co.id/agar-nama-perusahaan-tetap-bersinar.html
                 http://dankfsugiana.wordpress.com/2009/02/19/strategi-pemasaran-merek-korporat-pencitraan-produk-oleh-dadang-sugiana/

MANAJEMEN STRATEGIS

Definisi Manajemen Strategi

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Tujuan Manajemen Strategis

  • Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien
  • Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan didalam pelaksanaan strategi
  • Senantiasa memperbaharui strategi yang dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal
  • Senantiasa meninjau kembali peluang, ancaman, kekuatan dan masalah yang ada
  • Senantiasa melakukan inovasi atas produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen

Manfaat Manajemen Strategis

Manajemen Strategis memiliki peran yang signifikan dalam membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfungsi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan perusahaan dan jalan yang hendak ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut kepada pemilik, eksekutif, karyawan, dan pihak lain yang berkepentingan.

1.   Manfaat Finansial 

    Manfaat paling utama adalah tendensi untuk menaikan tingkat keuntungan perusahaan meskipun kenaikan keuntungan tidak secara otomatis dengan menerapkan manajemen strategis.

2.   Manfaat NonFinansial

  •  Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang
  •  Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen
  •  Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas control dan koordinasi yang lebih baik 
  •  Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang jelek
  •  Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung lebih baik tujuan yang telah  ditetapkan
  •  Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk peluang yang  telah teridentifikasi
  •  Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk mengoreksi  keputusan yang salah atau tidak terencana
  •  Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf
  •  Membantu mengintegrasikan perilaku individu kedalam usaha bersama
  •  Memberikan dasar untuk mengklasifikasi tanggung jawab individu
  •  Mendorong pemikiran ke arah masa depan
  •  Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi    masalah dan peluang
  •  Mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan
  •  Memberikan tingkat kedisplinan dan formalitas kepada manajemen suatu bisnis

Tingkatan Strategis

  • Strategi tingkat perusahaan ( corporate strategy )

          strategi ini ditetapkan oleh tingkat manajemen tertinggi dalam organisasi dan mengarah               kepada bisnis apa yang akan dilakukan serta bagaimana sumber daya dialokasikan                         diantara bisnis tersebut dan secara umum melibatkan tujuan jangka panjang yang                           berhubungan dengan organisasi secara keseluruhan dan investasi keuangan secara                         langsung

  • Strategi tingkat bisnis ( Business strategy )

          Strategi ini ditetapkan oleh masing - masing unit bisnis. Strategi bisnis biasanya                               diformulasikan oleh manajer tingkat bisnis melalui negoisasi dengan manajer korporasi dan           memusatkan kepada bagaimana cara bersaing didunia bisnis yang ada. 

  • Strategi Tingkat Fungsional ( Functional strategy )

          Mempunyai lingkup yang lebih sempit lagi dibandingkan strategi korporasi dan bisnis,                   berhubungan dengan fungsi bisnis dan strategi fungsional harus mengarah kepada strategi           bisnis dan konsep mereka yang paling utama adalah tergantung kepada hasil jawaban                     bagaimana menerapkannya. 

Proses Manajemen Strategis

  1. Menetapkan arah dan misi organisasi
  2. Memahami Lingkungan Internal dan Eksternal
  3. Memformulasikan Strategi
  4. Mengimplementasikan strategi
  5. Mengevaluasi dan mengawasi Strategi

Tantangan Manajemen Strategis

Memiliki daya saing strategis dan laba diatas rata-rata adalah tantangan untuk perusahaan sebesar AT&T dan kecil seperti halnya sebuah toko. Menurut fakta hanya 2 dari 25 perusahaan industri besar di Amerika Serikat di tahun 1900 yang masih bertahan didalam persaingan bisnis (23 sisanya telah gagal, bergabung/merger dengan perusahaan lainnya atau tidak lagi memiliki skala yang relatif besar dibandingkan dengan pesaingnya).


Baru baru ini, Andrew Grove, pimpinan Intel, mengamati bahwa hanya perusahaan paranoid yang dapat bertahan dan berhasil. Perusahaan-perusahaan ini menyadari bahwa keberhasilan saat ini tidak menjamin tingkat daya saing strategis dan laba diatas rata-rata dimasa mendatang. Karenanya perusahaan-perusahaan ini berusaha terus menerus untuk berkembang, sehingga tetap bersaing. Supaya dapat bersaing secara strategis dan memperoleh laba diatas rata-rata, perusahaan harus bisa bersaing dengan cara yang berbeda dengan kondisi sebelumnya.

Model Berbasis Sumber Daya 

Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,18) mengatakan, terdapat beberapa model penting yang ditunjukkan untuk menggambarkan input strategis bagi langkah suatu perusahaan, dan salah satu diantaranya adalah model berbasis sumber daya untuk profitabilitas tinggi (Gambar-3). Model ini mengasumsikan bahwa tiap organisasi merupakan kumpulan sumber daya dan kemampuan unik yang merupakan dasar untuk strategi dan sumber utama profitabilitasnya. Juga diasumsikan bahwa perusahaan memperoleh sumber daya yang berbeda serta mengembangkan kemampuannya yang unik. Karenanya seluruh perusahaan bersaing dalam industri tertentu mungkin tidak memiliki sumber daya atau kemampuan strategis yang sama. Model ini juga mengasumsikan bahwa sumber daya tidak terlalu mudah berpindah antar perusahaan. Perbedaan dalam sumber daya, yang tidak mungkin didapatkan atau ditiru perusahaan lain, serta cara penggunaannya merupakan dasar keunggulan bersaing. 

Sumber daya adalah input bagi proses produksi perusahaan, seperti barang, modal, kemampuan para pekerjanya, paten, keuangan dan manajer yang berbakat. Umumnya sumber daya perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori, yaitu modal fisik, sumber daya manusia dan organisasi.

Satu jenis sumber daya saja mungkin tidak dapat menghasilkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Misalnya sepotong mesin canggih hanya dapat menjadi sumber daya yang relevan secara strategis jika digunakan bersama aspek operasi lainnya (seperti pemasaran dan pekerjaan pegawai). 

 

Sumber   :  www.docstoc.com/docs/3143895/Manajemen-Strategi

                    www.scribd.com/doc/13561095/Dasar-dan-Model-Manajemen-Strategis-

                    http://kuliah.dinus.ac.id/edi-nur/mbbi/bab2.html

CuRhaTan Hati


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com